Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2015

Surat untuk Rose

Hujan sedari tadi tak jua kunjung berhenti. Tetesannya membasahi jalanan, melelehkan salju yang menutupi trotoar semenjak seminggu yang lalu. Hujan pertama di akhir musim dingin kali ini, menandai berakhirnya winter yang cukup membuatku beku. Dingin tahun ini hampir berlalu, namun tidak dengan dirimu yang tetap saja begitu. Sempat kuharapkan datangnya musim semi kan menghangatkan hatimu, hati kita, setelah sekian lama tak jua berada dalam titik temu. Hujan menemaniku, menuliskan curahan hati yang kuharap kan membuatmu mengerti. Kupandangi jendela, menembus awan gelap sana, dari apartemenku lantai dua puluh lima. Puluhan orang berlalu lalang di seberang jalan, hiruk pikuk kota metropolitan yang selalu membuatku termenung dalam angan. Aku hanya bisa merasakan sepinya batin, kosongnya harapan, dan kelamnya asa. Rose, sore ini begitu indah. Tidakkah kau ingin menghabiskan waktu denganku. Berbincang di kedai kopi tempat kita biasa berbagi. Membunuh waktu bersama, bercengkrama tentang...