Tak kusangka aku bertemu kau seperti ini, di dunia baru yang tak pernah kuketahui, tak ada dalam bayang, di benakku terangan. Pertama kulihat dirimu, dari kejauhan sana nampaklah engkau bercahaya, berbeda dari kumpulan berjalan beriringan. Aku terdiam saat itu, kuhentikan kayuhan sepedaku diujung pertigaan jalan, menunggumu lewat didepanku. Tak kukedipkan kedua mataku, menikmati indahnya hasil karya Tuhan Sang Maha Indah. Wajahmu yang ramah, matamu yang kecil dan sayu, bibirmu yang tipis, dan pipimu yang merah dan merona, tak ayal telah membuatku amnesia sesaat lamanya. Lima puluh tiga detik kumemandangmu, lupalah sudah hendak kemana tadi tujuan sepedaku berarah. Engkau lewat begitu saja, tidak angkuh tak jua peduli padaku, sang pria bersepeda biru tua. Aku tau engkau sempat melirikkan kedua mata, meskipun hanya sekejap saja, namun jeli tatapanku yang sedari tadi tak lepas darimu mampu menangkapnya. Seketika itupun engkau memalingkan muka, entahlah mungkin semacam tak enak rasa. Kuh...
"A page of thoughts."