Skip to main content

Posts

Filosofi Daun Kelor

Tak kusangka aku bertemu kau seperti ini, di dunia baru yang tak pernah kuketahui, tak ada dalam bayang, di benakku terangan. Pertama kulihat dirimu, dari kejauhan sana nampaklah engkau bercahaya, berbeda dari kumpulan berjalan beriringan. Aku terdiam saat itu, kuhentikan kayuhan sepedaku diujung pertigaan jalan, menunggumu lewat didepanku. Tak kukedipkan kedua mataku, menikmati indahnya hasil karya Tuhan Sang Maha Indah. Wajahmu yang ramah, matamu yang kecil dan sayu, bibirmu yang tipis, dan pipimu yang merah dan merona, tak ayal telah membuatku amnesia sesaat lamanya. Lima puluh tiga detik kumemandangmu, lupalah sudah hendak kemana tadi tujuan sepedaku berarah. Engkau lewat begitu saja, tidak angkuh tak jua peduli padaku, sang pria bersepeda biru tua. Aku tau engkau sempat melirikkan kedua mata, meskipun hanya sekejap saja, namun jeli tatapanku yang sedari tadi tak lepas darimu mampu menangkapnya. Seketika itupun engkau memalingkan muka, entahlah mungkin semacam tak enak rasa. Kuh...

Pentingkah mengucapkan 'Terima kasih, Permisi, dan Maaf'?

Malam itu saya baru saja memarkir sepeda di halaman parkir CUPPA Hall karena ada kuliah di gedung tersebut. Cuaca sebenarnya tidak cukup dingin (untuk ukuran Chicago) yang pada waktu itu hanya sekitar 2 derajat   celcius, tapi karena saya bersepeda dan mengenakan coat dan sarung tangan yang tidak terlalu tebal, tiupan angin di kota yang terkenal dengan sebutan the Windy City ini cukup membuat saya menggigil dan nafas saya ngap-ngapan karena Asthma . Saya segera berlari menuju pintu karena ingin merasakan udara hangat. Ketika jarak kurang lebih 10 meter menuju pintu, tiba-tiba keluar seorang mahasiswa. Dia berdiri sebentar di depan pintu, saya kira sedang menunggu teman, tapi begitu saya mendekat dia memberi kode lalu membukakan pintu buat saya. Saya sangat berterima kasih dan tidak lupa mengucapkannya sambil memberikan senyum. Satu perbuatan kecil yang sangat berarti sore itu saya dapatkan. Kemudian saya beranjak naik ke lantai 2 di laboratorium komputer karena kelas baru dim...

Mengapa memilih belajar di perpustakaan?

Foto:Richard J.Daley Library - UIC Salah satu hal menarik yang saya temukan di model pembelajaran mahasiswa di Amerika Serikat adalah penggunaan perpustakaan. Mungkin saya kurang tau bagaimana peran perpustakaan di universitas di Indonesia sekarang ini karena saya lulus tahun 2007 yang lalu. Tujuh tahun mungkin sudah membuat sedikit perbedaan. Yang saya ingat dulu ketika kuliah di Jogja (UGM), saya pun termasuk orang yang lumayan suka main ke perpustakaan (ciee), mahasiswa pergi ke sana mayoritas untuk meminjam buku (tentu saja dong, karena itu fungsi utama perpustakaan) saja. Di UGM (dan mungkin di seluruh kampus di Indonesia), masing-masing fakultas memiliki perpustakaan sendiri dengan koleksi buku, jurnal, artikel mengenai jurusan di fakultas tersebut, selain itu juga ada perpustakaan utama (milik universitas) yang memiliki koleksi buku untuk semua jurusan dan jenis ilmu. Lain halnya dengan di kampus saya saat ini (University of Illinois at Chicago), perpustakaan hanya ada milik u...