Penipuan di Padang Modus Iuran Portal dan Keamanan Komplek

 


Mungkin diantara kita pernah tertipu, atau bahkan pernah terkena hipnotis? Nah, melalui tulisan ini saya akan menceritakan pengalaman terkena penipuan yang sebenarnya modusnya sangat ­sederhanaa, namun karena kekurangwaspadaan membuat kami menjadi korban. Setelah saya share di WA, teranya banyak juga kejadian serupa di Kota Padang. Berikut adalah kronologis penipuan, cerita dengan modus serupa di Padang, dan diakhir tulisan akan kita ulas precaution yang perlu kita miliki ketika menghadapi kondisi yang serupa, semoga tidak pernah terjadi terhadap kita.

Pada Kamis (7 Januari 2021) malam sekitar pukul 21.00 WIB, saat saya dan keluarga bersantai di ruang tamu, sambil menonton TV, tiba-tiba ada suara panggilan dari luar dan terdengar orang mengetok-ngetok pagar besi. Tadinya kami diamkan, namun karena ternyata terus menerus memanggil, akhirnya istri saya menyarankan untuk membuka karena yakin itu warga yang mungkin ada perlu. Saya agak resisten dan menolak karena biasanya itu modus yang dipakai orang minta sumbangan, apalagi ini sudah malam. Tapi akhirnya saya iyakan, dan saya buka pintu dan teralis. Saya sapa orang itu dari pintu, dan dia di luar pagar dengan jarak lima meter. Pagar sudah saya kunci. Dari situ saya tanyakan ada apa keperluannya. Dia ngomong sesuatu namun kurang jelas, terdengar “…mau buka portal…”, saya bilang “tidak tahu…” lalu saya mau masuk rumah, lalu dia kembali berbicara. Saat saya mau tutup pintu, istri saya kembali bilang agar saya mendengarkan apa yang dibilang pelaku dan akhirnya saya mendekat kepada orang itu. dari sinilah kemudian terbuka kesempatan dia melempar jurus-jurusnya.

Dia mengungkapkan dengan narasi yang sangat bagus, sounded so compelling, menyatakan bahwa dia anak Pak RT, dan sedang melakukan pengumpulan dana untuk pembuatan portal yang akan dipasang di perempatan depan sana. Argument ini made sense to me, karena perempatan sana adalah tempat orang keluar masuk dari luar menuju bagian komplek ini dan menuju ke kampung tarandam sana. Lagipula saya kurang mengenal pak RT yang sekarang dan rumah RT jauh dari rumah saya karena saya masuk dalam komplek polamas namun masuk dalam RT di perkampungan sebelah yang terpisah lahan kosong sekitar 100 meter. Kegiatan RT pun tidak pernah ada selama ini. Jadi ketika pelaku menyatakan bahwa ini adalah pengumpulan dana, saya tidak berpikir kritis, meskipun saya saat ini sadar seharusnya dia membawa semacam proposal atau surat RT, tapi karena argument bahwa dia anak RT, maka fokus saya teralihkan dan langsung menaruh kepercayaan. Dia menyatakan meminta sumbangan untuk rumah saya yang belum ditaris sebesar “dua puluh tujuh setengah”. Baiklah, saya berpikiri Cuma Rp27.500,00 langsung saya bergegas ambilkan senilai itu, uang pas. Berfikir bahwa dia akan langsung pergi.

Saya sampaikan uang sejumlah itu, dia hitung, lalu dia komplain “maksud saya 275 ribu bang..”, saya sempat meminta uang 27.5ribu yang saya berikan tapi dia menolak dan meminta saya tinggal menambah 250ribu. Entah bagaimana, saya kembali bergegas ke rumah dan mengambil 250ribu. Di dalam istri saya pun menyatakan bahwa dia juga mengira 250 ribu seperti yang diucapkan pelaku. Saya semakin percaya. Lalu saya sampaikan 250ribu ke pelaku. Baru saja dia hitung, dia komplain “loh bang kan saya bilang 375ribu, ini baru 275 ribu…”, saya sempat komplain “loh tadi kan 275 ribu!”, tapi dia mendesak bahwa saya salah dengar dan harusnya 375ribu karena juga akan bayar petugas portal yang akan mempekerjakan satpam. Dia juga menyatakan portal akan dibangun besok hari. Di cctv saya cek ulang dan nampak saya bingung sambil menunjukkan gesture garuk2 kepala dan jalan bolak-balik seperti linglung. Lalu saya masuk ke rumah dan kembali mengambil 100ribu. Istri saya pun agak bingung karena dia dengarnya 275ribu. Entah bagaimana, saya sampaikan uang ke pelaku. Setelah uang di tangannya, saya sadar saya perlu tanda terima dan kuitansi. Lalu pelaku dengan cekatan bilang “iya bang, saya balik dulu ambil kuitansi dan kartu yang nanti dipakai abang untuk keluar masuk kalo malam hari..semua orang kenal saya kok bang, nama saya Rian anak Pak RT…makasih bang..”, lalu dia pergi dengan motornya (saya tidak memperhatikan motor dan plat saat itu). di cctv juga tidak nampak karena gelap. Kebetulan sekali lampu sorot depan saat itu belum nyala sehingga wajah pelaku kurang jelas dan motor tidak nampak.

Setelah kejadian itu, saya baru berfikir ah apa iya malam-malam begini ada minta sumbangan portal tanpa proposal dan ternyata kuitansi yang saya tunggu tidak disampaikan kembali. Saya baru sadar kalau saya ditipu.

Pagi hari saat akan bekerja, saya ngobrol dengan tetangga depan yang merupakan penghuni lama di sini. Dia menyatakan tidak ada permintaan semacam itu, yang terbaru ada pemuda minta iuran penggantian lampu jalan yang memang baru dipasang. Menurut dia nama Rian yang ia tahu adalah residivis di kampung sana yang pernah dua kali masuk penjara. Kami tanyakan juga ke asisten rumah tangga yang rumahnya di kampung sebelah dia bilang tidak ada yang bernama Rian anak Pak RT. Kami juga sampaikan ke orang tua yang berada di komplek ini namun beda blok dan menyatakan bahwa ada juga jamaah musholla yang pernah terkena modus ini dan kena tipu Rp600.000,00, hampir dua kali dari kami.

Berikut adalah foto dan cuplikan video saat kejadian:


Hasil CCTV pelaku kurang jelas karena lampu sorot lupa dinyalakan.


Setelah kejadian ini, saya kemudian berinisiatif menulis via status whatsapp karena banyak rekan dan kenalan di WA yang juga orang Padang. Mengejutkan sekali, ada beberapa yang menyatakan modus ini pernah terjadi di komplek mereka. Seperti berikut ini:

1. Komplek Citra Almara Korong Gadang Kuranji





 Di komplek ini, pelaku berpura-pura sebagai anak Pak RT juga, namun dia memintah uang iuran satpam langsung untuk 6 bulan, dan sudah terjadi kepada dua orang penghuni komplek, namun khusus penghuni baru yang belum terlalu mengenal situasi kondisi komplek serta warga dan RT. Dari hasil cctv yang disampaikan ke saya, pelaku sepertinya berbeda dengan yang beroperasi di komplek saya.

 2. Daerah belakang Transmart Padang



 3. Daerah lain di Padang


 

Di komplek ini, pelaku tidak sendiri namun bergerombol dan modusnya sama dengan saya yakni meminta uang iuran pembangunan portal.

 

Nah belajar dari sini ada beberapa hal yang perlu menjadi pegangan bagi kita saat menghadapi scammer, meskipun kadang saat kita benar-benar dalam situasi ini semua yang kita ketahui tiba-tiba hilang. Begini kurang lebihnya:

  • 1.       Jangan bukakan pintu apabila ada tamu yang sekiranya tidak kita kenal dan kita tidak ada janji;
  • 2.       Pastikan pagar selalu terkunci, apabila pagar terbuka tamu tak diundang kemungkinan akan masuk halaman dan langsung menuju pintu anda;
  • 3.       Apabila ada seseorang tak dikenal meminta sumbangan dan semacamnya, yakinkan ada dokumen terkait misal proposal, hasil rapat, tanda tangan RT dsb. Dokumen tersebut pun saya temui banyak yang dibuat-buat palsu. Lebih penting lagi, mitnakan identitas si peminta sumbangan;
  • 4.       Konfirmasikan kepada pihak terkait apabila pelaku mengaku dari pihak tertentu, misal mengaku anak RT, apabila anda kenal RT atau seseorang yang kenal dengan RT dan keluarganya terlebih dahulu;
  • 5.       Akan lebih baik apabila kita ditemani anggota keluarga, in case pelaku meminta lebih seperti dikasus saya di atas dengan modus saya pura-pura salah dengar;
  • 6.       Lebih baik dipasang CCTV di rumah;
  • 7.       Sediakan alat pertahanan diri, in case, terjadi hal-hal hostile dan di luar kendali.

Silakan ditambahkan di komentar kalau kamu punya tips dan pengalaman yang juga kira-kira orang lain perlu ketahui. Stay safe!!

Terkait kegiatan kejahatan scam semacam ini ada banyak sekali bentuknya, keluarga, teman dan rekan saya pun pernah mengalaminya dan bahkan dengan kerugian yang lebih besar. Termasuk saat saya tinggal di Chicago, US pun pernah hampir terkena scam yang jauh lebih advanced metodenya. Lain kali kita bahas ya.

Salam,

frochadi

 

No comments

Powered by Blogger.