Persiapan Mencari Beasiswa

Sekolah ke luar negeri menjadi idaman bagi sebagian orang, bagi mereka yang memiliki cukup uang tentu saja tidak akan menjadi masalah, namun untuk sebagian lainnya yang tidak memiliki cukup uang untuk membiayai kuliah di luar negeri, satu-satunya cara tentu saja dengan mencari sponsor yang mau membiayai kuliah dan kehidupan selama tinggal dan belajar di luar negeri sana. Nah untuk kalian yang ingin belajar di luar negeri tapi masih bingung darimana harus memulainya dan apa-apa saja yang perlu dipersiapkan untuk mendapatkan beasiswa. Berikut hal-hal yang perlu kita persiapkan atau lakukan ketika ingin mendapatkan beasiswa ke luar negeri:



  • 1.     Rajin mencari informasi tentang beasiswa

Ini adalah tahapan paling awal yang perlu dilakukan, melakukan riset informasi. Ada banyak sekali sponsor pemberi beasiswa ke luar negeri baik itu ke Amerika, Inggris, Jepang, Swedia, Belanda, Jerman, Perancis, Singapore, dan masih banyak lagi. Carilah program-program beasiswa yang ditawarkan oleh organisasi-organisasi dari Negara tersebut, misalkan beasiswa Chevening ke Inggris, Stunned ke Belanda, DAAD ke Jeman, Fulbright ke AS, Monbusho ke Jepang, Australia Awards ke Australia, beasiswa dari dalam negeri seperti LPDP dan masih banyak lagi. Caranya? Gampang, tinggal google saja misalkan dengan keywords “beasiswa ke luar negeri atau beasiswa ke AS, Inggris”, tidak susah bukan? Kumpulkan informasi sebanyak mungkin dari website sponsor tersebut. Baca baik-baik mengenai program atau jurusan yang ditawarkan apakah sesuai dengan bidang kita, syarat-syarat yang diminta, cara mengajukan lamaran, atau kalau perlu kita bisa melihat lebih jauh lagi misalkan mengenai besaran biaya hidup, apakah suami/istri/anak ditanggung, berapa tahun maksimal kita bisa selesaikan study, dan lain sebagainya. Saya dulu juga melakukan hal ini, saya melakukan riset tentang beasiswa apa saja yang memberikan lowongan bagi bidang saya (public administration/public policy), saya waktu itu bahkan sudah menyimpan dalam folder-folder tersendiri untuk informasi beasiswa dari Jerman, Australia, Jepang, Belanda, dan juga Perancis, jadi suatu saat dibutuhkan tinggal cek folder aja yang sudah ada.

Oh iya, beasiswa pun bisa juga datang dari kampus yang kita tuju. Saya memiliki beberapa teman yang mendapatkan beasiswa dari kampus tempat mereka kuliah. Apakah mereka mendapatkan secara cuma-cuma? Tentu saja tidak, mereka harus bekerja selama beberapa jam per minggu (misalkan 20 jam/minggu) yang nantinya akan mendapatkan bayaran yang biasanya dihitung per jam, dan juga akan mendapatkan tuition waiver, atau biaya semester akan ditanggung oleh kampus tersebut. Caranya bagaimana agar mendapatkan beasiswa semacam ini? Rajin-rajinlah membuka website kampus yang akan kita tuju, cari bagian faculty dimana ada profil dosen-dosen di bidang kita, biasanya akan ada informasi tentang background mereka dan juga email. Beranikan untuk memperkenalkan diri ke mereka tentang siapa kita, tujuan, dan apa yang ingin kita lakukan. Siapa tahu ternyata dosen tersebut memiliki fokus study yang sama dengan kita dan membutuhkan asisten untuk riset atau hal lain sehingga kita bisa diterima.

  • 2.      Cari informasi tentang jurusan yang sesuai minat dan bidang kita

Salah satu hal yang penting juga untuk dilakukan adalah mengumpulkan informasi mengenai jurusan yang akan kita pelajari. Jangan sampai asalkan demi mendapatkan beasiswa kemudian kita menempuh study yang kita tidak minati, tidak faham, tidak ada hubungannya dengan career path. Mengapa? Ketika kita memasuki perkuliahan, apabila kita tidak menyukai subjek-subjek yang kita ambil tentu saja akan menjadi hambatan buat kita untuk menyelesaikan dengan baik. Apabila kita sampai gagal dalam perkuliahan tentu saja akan merugikan banyak pihak, baik itu sponsor maupun kita sendiri karena telah membuang-buang waktu, belum lagi apabila ada penalty dari sponsor apabila kita tidak mampu memenuhi target minimal yang diminta. Ketika kita mendapatkan jurusan yang sesuai dengan objectives kita ke depan, hal itu akan memudahkan kita untuk meyakinkan sponsor bahwa beasiswa ini sangat penting buat kita dan akan berkontribusi untuk organisasi tempat kita bekerja atau masyarakat secara umum. Begitu juga ketika kita melamar jurusan di kampus kita, mereka akan menanyakan goals and objectives kita mengapa kita mendaftar kuliah disana.

Syukur-syukur kita juga memiliki banyak pengalaman di bidang itu, jadi nanti saat di kelas perkuliahan kita bisa banyak sharing mengenai hal-hal yang pernah kita lakukan di pekerjaan kita. Sewaktu saya mengikuti beberapa mata kuliah, dosen saya selalu meminta setiap mahasiswanya memberikan pendapat berdasarkan pengalaman profesional kita, dan apabila itu something new biasanya dosen bakal appreciate banget dan terkesan. Selain itu, apabila sesuai dengan bidang kita, tentu saja nantinya kuliah kita lebih mendukung knowledge and capacity kita saat kembali ke pekerjaan, dan siapa tau bisa memberikan hal-hal baru yang mungkin berguna untuk tempat kita bekerja.

  • 3.      Menguasai bahasa asing

Ingin kuliah di luar negeri apakah harus lancar berbahasa asing? Itu wajib!”, tidak harus langsung mahir, tapi setidaknya kita memiliki dasar. Bahasa yang perlu kita kuasai tentu saja tergantung Negara tujuan dan juga program kita, tapi tentu saja setidaknya kita perlu memahami Bahasa Inggris. Beberapa beasiswa yang saya tahu mereka mensyaratkan level bahasa tertentu untuk mendapatkan beasiswa dan juga harus menguasai bahasa lokal. Untuk Negara-negara yang menggunakan English sebagai bahasa nasional ya tentu saja kita wajib menguasai bahasa inggris dengan baik. Persiapkan untuk belajar TOEFL atau IELTS karena kita butuh skor yang cukup untuk mendapatkan beasiswa, meskipun tidak semua program beasiswa mensyaratkan skor yang sangat tinggi, beberapa yang saya tahu bahkan memberikan kesempatan buat kita yang masih memiliki skor rendah, tapi harus mengikuti program bahasa inggris dulu sebelum berangkat karena untuk mendapatkan surat penerimaan dari kampus tentu saja diperlukan skor yang mencukupi. Belajarlah dengan buku-buku atau software yang bisa didapatkan dimana saja, atau juga mengikuti les-les yang banyak disediakan. Bagi yang tidak memiliki cukup uang untuk mengikuti les, bisa pinjam buku TOEFL teman, ke perpustakaan, beli buku bekas, atau cari via internet biasanya ada e-book gratis, jangan cepat menyerah! Kalau kita menguasai bahasa lebih dari satu akan jauh lebih baik. Beasiswa seperti dari Perancis dan Jepang mensyaratkan kita untuk menguasai bahasa dari Negara tersebut yang mungkin bisa memudahkan kita untuk bisa mendapatkan peluang diterima.

  • 4.      Belajar menulis dan diskusi dalam bahasa asing

Menulis paper/makalah akan menjadi hal yang kita lakukan setiap hari setelah kita memulai perkuliahan. Untuk yang tidak terbiasa menulis tentu saja akan kesulitan, jangan dalam bahasa asing, dalam bahasa sendiri pun terkadang kita keteteran untuk menuliskan beberapa paragraf dengan ide yang jelas, susunan kalimat yang memenuhi standar, dan juga jumlah halaman yang disyaratkan. Biasakan untuk menulis apapun, entah itu diary, cerpen, atau syukur-syukur karya tulis ilmiah atau jurnal. Kalau punya uang lebih, ikutlah ke lembaga bimbingan bahasa untuk kelas menulis karena disana akan diberikan pelajaran mengenai bagaimana menulis yang sesuai standar dan kaidah bahasa yang kita pelajari. Tidak punya uang? Banyak cara untuk mendapatkan informasi dari buku dan internet.

Diskusi juga kerap dilakukan ketika kita kuliah yang mungkin tidak biasa kita lakukan di kampus-kampus dalam negeri. Kalaulah kita terbiasa duduk di belakang, diam selama kuliah, dan hanya menjadi penonton, segera tinggalkan kebiasaan itu. Perkuliahan di luar negeri, seperti di AS, memerlukan mahasiswa untuk berperan aktif dalam diskusi. Diskusi kelas menjadi salah satu poin penilaian dosen ke mahasiswa. Apabila kita tidak berpartisipasi tentu saja nilai diskusi kita akan 0 dan biasanya akan berpengaruh dengan nilai akhir mata kuliah tersebut. Belajarlah diskusi dengan teman, mulailah aktif berbahasa asing, jangan malu untuk praktek.

  • 5.      Jaga tali silaturahim dengan dosen dan atasan kantor

Terkadang setelah lulus suatu mata kuliah atau apalagi setelah lulus dari kampus kita langsung cuek dan tak acuh dengan dosen-dosen yang telah mencurahkan waktu dan ilmunya buat kita. Itu hal yang sangat salah, terutama buat mereka-mereka yang ingin melanjutkan kuliah ke jenjang berikutnya melamar beasiswa ataupun mendaftar kuliah membutuhkan surat rekomendasi dari dosen-dosen kita sebelumnya. Surat dari mereka dibutuhkan sebagai bukti bahwa kita adalah orang yang capable untuk mendapatkan beasiswa dan mampu untuk mengikuti perkuliahan dengan baik. Jagalah hubungan baik dengan dosen-dosen kita, baik itu dengan berkawan di sosial media seperti facebook, linkedin, twitter, atau mailing list kampus. Tidak semua dosen akan ingat dengan kita karena mereka memiliki ratusan bahkan ribuan murid, seandainya meminta via email jangan lupa sertakan biodata, scan ijazah dan transkrip, dan juga berikan informasi yang lengkap agar membantu beliau-beliau ini ingat. Oh ya, untuk yang sudah bekerja biasanya juga akan diminta surat rekomendasi dari atasan kita atau pun surat izin dari kantor untuk mengikuti seleksi penerimaan beasiswa. Yakinkan bahwa kita tidak bermasalah dengan atasan kita sehingga ketika meminta rekomendasi mereka akan memberikan dengan senang hati.

Nah itu dia setidaknya hal-hal yang perlu kalian persiapkan sebelum mendaftar beasiswa, kalau ada tambahan informasi silakan sampaikan di kolom komen di bawah ya. Terima kasih sudah membaca dan mari sebarkan tulisan ini siapa tau bisa membantu rekan-rekan kita yang sedang semangat mencari beasiswa.


Salam,

frochadi

 

 

 

 

No comments

Powered by Blogger.