Hari pertama, Kereta berhenti, semua penumpang beranjak dari gerbong, berbaris rapi, aku tersenyum menunggumu. Kulihat engkau disana, ya, itu benar-benar seperti engkau. Begitu merindu diriku menunggu kedatanganmu. Hatiku girang bukan buatan, aku berlari kecil menuju gerbong tempat dimana biasa engkau duduk, aku masih sangat hafal Hari kedua, Kereta senja berderai-derai memasuki koridor stasiun harapan,nampak begitu gagah masinis dalam lokomotif hitam yg berasap tebal. Ah itu keretamu,pasti itu,aku sangat hafal seperti biasa kuantar engkau berangkat dan kembali kala itu. Aku begitu yakin engkau kan datang malam ini, telah berminggu aku menunggu ,waktu demi waktu. Menunggumu aku khusyuk, tak pernah kuberbincang, tak sempatku menengok bintang, awan tiada kuacuhkan, aku membatu dalam kesunyian. Selalu kunantikan dewi malam, ia lah kawanku ketika menunggumu begitu sabar dan ramah ia tersenyum setiap melihatku datang ke stasiun harapan. Ah,pagi kembali datang,tak bisa lagi menunggu set...
"A page of thoughts."