Mengolah dan Memanfaatkan Sampah Rumah Tangga
Tahukah kalian bahwa tahun 2021, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 21,88 juta ton. Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang dengan luasan 110,3 Ha saja hanya sanggup menampung 49 juta ton sampah, maka bisa kita bayangkan bagaimana jika sebanyak 21,88 juta ton ditumpuk di satu tempat? Bukit dan gunung sampah dimana-mana.
Pengurangan timbulan sampah bukan hal yang mudah, apalagi dengan jumlah populasi manusia yang semakin banyak, serta penggunaan kemasan-kemasan atas produk-produk yang kita pakai sehari-hari. Kita mungkin sudah sering dengar jargon 3R (Reduce, Reuse and Recycle), terdengar klise tapi sebenarnya cukup efektif kalau kita mau menerapkan, setidaknya dari lingkungan rumah tangga kita sendiri. Nah coba deh kita cermati, apa saja yang bisa kita lakukan untuk reduce (mengurangi), reuse (memakai ulang), dan recycle (mengolah kembali) sampah-sampah disekitar kita.
Riset menyebutkan volume timbulan sampah di Indonesia adalah 0,68 kg/orang/hari. Apabila di rumah kita ada empat orang, maka setiap hari kita membuang sampah kurang lebih 2,72 kg. Mengurangi timbulan sampah relatif susah karena aktivitas dan kebiasaan konsumsi kita, tapi setidaknya kita bisa mengurangi volume sampah yang kita buang ke kontainer sampah untuk dibawa ke tempat pengolahan sampah terpadu, bagaimana caranya? Mudah, begini cara yang sudah kami praktekkan di rumah:
1. Pisahkan sampah organik dan anorganik
Bahasa mudahnya, sampah basah dan sampah kering. Untuk memisahkan tentu kita harus punya dua jenis wadah. Satu tempat sampah untuk sampah-sampah kering, satu lagi wadah kita khususkan untuk sampah basah seperti sisa sayur, buah, nasi, dll.
2. Lakukan pengomposan sampah organik
Pengomposan sampah basah tidak harus susah-susah kok. Kalau kalian punya halaman rumah, buat aja lubang biopori dengan diameter 15-20 cm, lalu sampah-sampah itu tinggal cemplungin aja. Kalau ga punya lahan, buat aja komposter sederhana dengan ember ukuran beberapa liter, tergantung kebutuhan sampah kalian per hari. Cara membuatnya juga gampang banget, kalau mau dipraktekkan coba klik link berikut: Cara Membuat Komposter Rumah Tangga
Ember di atas adalah penampung sampah-sampah organik non-hewani, kalau mau cepat pembusukannya bisa ditambahkan EM-4, bisa dibeli di toko pertanian, atau diberi sedikit tanah juga bisa. Nanti akan ada banyak maggots yang mengurai sampah organik non-hewani tersebut. Maggots itu aman kok, dia akan menjadi lalat jenis Black Soldier Fly.
Sampah organik sengaja saya pisahkan yang bahan tanaman dan hewani. Hal itu karena sampah organik hewani akan menimbulkan belatung-belatung lalat kalau dikompos. Untuk itu, biasanya dikumpulin aja tu sisa tulang ikan, ayam, bebek, dan sisa daging untuk kemudian dikasihkan ke kucing-kucing liar di sekitaran komplek rumah.
Kalau sampah nabatinya tinggal cemplungin ke komposter tadi, lalu air lindi-nya (larutan/cairan keluaran dari sampah) bisa dipake untuk menyiram tanaman. Apabila dari sampah-sampah nabati, seharusnya air lindi tidak terlalu berbau. Selain itu, hasil komposnya juga jadi pupuk. Bikin tanaman subur banget dan cepat berbuah atau berbunga.
3. Pisahkan sampah anorganik dan manfaatkan
Untuk sampah-sampah anorganik, bisa kita kategorikan ke dua jenis: a) bernilai ekonomis seperti kardus, besi, plastik yang recycleable, dll b) sampah tidak bernilai ekonomis.
Untuk sampah yang bernilai ekonomis, kita kumpulkan aja, lalu bisa kita setorkan ke Bank Sampah. Iya, bank sampah. Belum pernah dengar? Coba google mana tau ada bank sampah di sekitar kita. Di sana kita bisa nabung sampah dan nantinya dikonversi ke tabungan uang atau bahkan emas, tergantung produk yang mereka tawarkan. Kalau kami, sampah-sampah bernilai ekonomi tersebut kami kasihkan ke asisten rumah tangga, dia yang memanfaatkan barang-barang bernilai uang tersebut. Lumayan banget loh kalau mau mengumpulkan perlahan, apalagi kalau menabung dalam bentuk logam mulia di bank sampah. Sementara itu, sisanya yang tidak bernilai ekonomis ya kita buang aja ke tempat sampah. Jenis sampah inilah yang akan sampai ke TPST dan diolah di sana.
Gambar: Sampah bernilai ekonomis yang bisa dijual
Dengan mempraktekkan hal-hal tersebut di atas bisa kerasa banget kalau jumlah/volume sampah yang kami buang ke kontainer sampah sudah banyak berkurang, terutama dari berkurangnya sampah basah karena biasanya itu yang bikin berat dan bau apabila diletakkan di dalam tong sampah di dapur. Seandainya ada satu juta rumah tangga yang melakukan ini, pasti sudah lumayan banget ya pengurangan sampah di TPST. Mudah dan bermanfaat kan? Cobain aja dulu, manatau cocok.
Salam!
frochavlog
Leave a Comment